BAB II
PENGGALIAN IDE
A. Logika dan Algoritma
1. Logika Manusia adalah mahluk paling mulia,
sebab dianugerahi berbagai kelebihan yang tidak diberikan kepada semua mahluk
selain manusia. Salah satu kelebihan tersebut karena manusia diberikan akal
pikiran, sehingga dapat memilih hal yang benar dan bermanfaat, serta
meninggalkan yang tidak bermanfaat (mudarat)
Logika disebut juga sebagai alat
untuk menjaga dari kesesatan bernalar. Seseorang membutuhkan kemahiran bernalar
logis, agar dapat menghasilkan kesimpulan yang benar. 20 Simulasi dan
Komunikasi Digital SMK Kelas X Beberapa manfaat yang akan didapatkan setelah
mempelajari logika antara lain sebagai berikut.
a. Menjaga supaya kita selalu
berpikir benar menggunakan asas-asas sistematis.
b. Membuat daya pikir menjadi lebih tajam, dan
menjadikannya lebih berkembang.
c. Membuat setiap orang berpikir cermat,
objektif, dan efektif dalam berkomunikas.
d. Meningkatkan cinta kebenaran dan
menghindari kesesatan bernalar.
Salah satu fungsi logika adalah
sebagai alat untuk menarik kesimpulan. Kita dapat menggunakan alat ini setelah
melakukan penalaran berdasarkan pernyataan-pernyataan benar (premis) yang ada.
Penalaran untuk penarikan kesimpulan dibedakan menjadi dua jenis yaitu pola
nalar deduktif dan induktif.
a. Deduktif Penarikan kesimpulan
yang bergerak dari pernyataan benar yang umum ke khusus. Contoh: Umum Semua
siswa SMK harus disiplin dan bertanggung jawab. Khusus Sandi adalah siswa SMK.
Kesimpulan: Sandi harus disiplin dan bertanggung jawab.
b. Induktif Penarikan kesimpulan
yang bergerak dari pernyataan benar yang khusus ke umum. Contoh: Khusus Devi
rajin belajar, dia mendapat hasil yang memuaskan. Khusus Yuda rajin belajar,
dia mendapat hasil yang memuaskan. Khusus Tika rajin belajar, dia mendapat
hasil yang memuaskan. Kesimpulan: Siswa yang rajin belajar akan mendapatkan
hasil yang memuaskan.
2. Algoritma Setelah mempelajari
logika yang terkait tentang “bagaimana manusia berpikir dengan benar”,
selanjutnya akan membahas tentang “bagaimana cara penyelesaian yang baik”.
Untuk mendapatkan cara penyelesaian yang baik dibutuhkan strategi atau langkah-langkah
yang sistematis agar dapat memecahkan masalah dengan cara terbaik. Misalnya
sebagai berikut. Dina adalah seorang siswa SMK kelas X. Setiap hari dia pergi
ke sekolah setelah melakukan sarapan. Pada suatu hari, ketika Dina akan
sarapan, yang tersedia hanya nasi tanpa sayur dan lauk. Kemudian terpikir oleh
Dina untuk membuat tumis tauge tempe dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Simulasi dan Komunikasi Digital
a. Siapkan tauge, tempe, cabe, bawang merah,
bawang putih, lengkuas, dan bahan lain yang diperlukan.
b. Iris bawang merah, bawang
putih, cabai, dan lengkuas.
c. Panaskan minyak dan masukkan semua irisan
bahan.
d. Goreng tempe sebentar.
e. Tambahkan tauge, kecap manis,
garam, dan sedikit air.
f. Aduk hingga semua bumbu
meresap.
g. Cicipi rasanya. Jika terdapat rasa yang
kurang tambahkan bumbu lain secukupnya.
h. Tumis tauge siap dihidangkan.
Contoh di
atas merupakan penyelesaian masalah dengan mengggunakan langkah-langkah
penyelesaian masalah, yang dinamakan dengan algoritma. Algoritma adalah
serangkaian langkah-langkah yang disusun menjadi urutan logis kegiatan untuk
mencapai tujuan. Setiap hari ketika seseorang melakukan aktivitas, akan memilih
mana yang akan dikerjakan terlebihdahulu. Misalnya ketika bangun tidur,
sarapan, bahkan ketika memakai pakaian di pagi hari. Algoritma yang baik
merupakan tindakan yang benar dan masuk akal. Terdapat berbagai bentuk cara
untuk mengomunikasikan algoritma, antara lain menggunakan bagan alir, pseudo
code, dan bahasa pemrograman.
B. Menggali Ide
Berbicara untuk mengomunikasikan
ide dan gagasan, sebenarnya merupakan sebuah proses alamiah. Kesuksesan dalam
menyampaikan ide/gagasan bergantung pada “penalaran” dan juga “rasa” yang
dituangkan dalam rangka mengajak pembaca/pendengar terlibat dalam konten yang
dipaparkan. Penalaran merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan, menyusun,
atau meneguhkan keyakinan.
1. Imajinasi Ide perlu digali agar ditemukan.
Untuk itu diharapkan dapat memulainya dengan cara berkonsentrasi. Konsentrasi
adalah hal pertama dan alat utama yang harus dilakukan/digunakan. Setelah
merasa nyaman dan mampu berkonsentrasi, cobalah deskripsikan hal-hal yang telah
diketahui di area tersebut, kemudian tuliskan!. Misalnya, jika dapat
berkonsentrasi di ruang belajar, maka akan mudah melihat ‘meja’ yang terdiri
atas kepala meja (bagian paling atas meja), badan meja (rak/lemari di bawah
kepala meja), dan kaki meja. Dari pengamatan (observasi) tersebut, buatlah
beberapa pertanyaan, yang antara lain sebagai berikut. Simulasi dan Komunikasi
Digital
a. Mengapa meja memiliki kepala meja, badan
meja, dan kaki meja?
b. Bagaimana apabila salah satu komponen tersebut. tidak ada, apakah mengganggu
kenyamanan?
c. Ada berapa jenis meja yang ada di dunia?
d. Kapan meja ditemukan? Bagaimana ditemukan?
Ketika berpikir, mungkin akan
muncul mengenai materi pembuatan meja.
a. Materi
apa saja yang digunakan untuk membuat meja?
b.
Darimanakah asal materi-materi tersebut?
e. Materi
manakah yang paling disukai untuk membuat meja? Mengapa?
Kemudian perhatikan aspek keindahan meja
a. Keahlian
pembuatan meja.
b. Seni
dalam pembuatan meja.
c. Produksi
masal dalam pembuatan meja.
f.
Bagaimana jika meja tidak pernah ditemukan? Apa pengaruhnya terhadap rumah,
sekolah, dan kehidupan?
Contoh di atas menunjukkan bagaimana proses
kerja pikiran kita secara alami pada saat menemukan ide. Proses berpikir mirip
dengan batu yang dilemparkan ke kolam, riaknya dapat melebar sampai jauh. Ide
pertama katakan saja ‘batu’ tersebut, sedangkan ide-ide berikutnya adalah
‘riak’ yang dapat melebar tak terhingga. Jika memulai penggalian ide seperti
ini, seringkali hasilnya tak terduga. Untuk dapat menguasai hal ini, perlu
berlatih dan berlatih. Pilih subjek yang berbeda pada hari yang berbeda, tulis
semua apa yang dipikirkan dan rasakan.
2. Bernalar Berpikir kreatif
harus melalui proses penalaran. Bagian inilah yang akan dilatih bernalar.
Mempelajari bagaimana mengerucutkan ide-ide, merancang kerangka paparan,
mengecek fakta-fakta yang digunakan, dan mengidentifikasi informasi tambahan
yang (mungkin) masih dibutuhkan. Hal itu dapat memulai dengan cara
berkonsentrasi, menghasilkan ide-ide kerja nalar melalui rasa (emosi), dan
ketika ide-ide sudah tersedia, akan terasa puas atas ide-ide tersebut. Segera
coret salah satu ide itu, jika ide tersebut menimbulkan keragu-raguan.
a. Pengerucutan Ide
Dalam latihan imajinasi, Anda dapat bekerja
sesuka pikiran. Mengganti dari ide yang satu ke ide yang lain, mengumpulkan
sebanyak-banyaknya ide. Hasilnya barangkali merupakan ide kreatif yang campur
aduk. Pisahkan ide yang didapat ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing
kelompok memiliki judul sesuai dengan ide yang akan dibicarakan. Hal ini untuk
melatih pikiran, sehingga dapat mengomunikasikan ide dengan jelas dan lugas
(tidak bertele-tele)
b. Merancang desain
Pada bagian ini, akan merancang urutan hal-hal
yang akan disampaikan, tentunya dengan mempertimbangkan nalar Anda, sambil
berusaha memunculkan sebuah desain hasil kreasi sendiri. Dengan melakukan hal
ini, tidak akan terlupa bagian-bagian yang akan disampaikan saat pembicaraan.
Untuk melakukan hal tersebut, hal yang paling mudah adalah mulailah memilih
pokok pembahasan yang paling banyak dikenal orang. Misalnya, jika pendengar
sebagian besar adalah wanita, maka pokok pembahasan ‘alat rumah tangga’ akan
menarik. Berangkat dari titik tersebut kemudian kembangkan sebuah rancangan.
Mungkin diperlukan untuk membuat hubungan antarpokok pembahasan, yang dimulai
dari peralatan rumah tangga, kemudian telepon genggam yang juga dipakai
sehari-hari, dilanjutkan dengan naik kereta api (listrik) untuk pergi ke suatu
tempat, kemudian di tengah jalan ada kecelakaan, sehingga perlu dibawa ke rumah
sakit dan dilakukan rontgen dengan x-ray. Berdasarkan rangkaian cerita
tersebut, mungkin akan membuat urutan sebagai berikut. Pokok Pembahasan
1. Alat rumah tangga
2. Komunikasi
3. Angkutan
4. Kesehatan Mudah bukan? Cara
ini dapat diandalkan, karena dari satu ide akan memunculkan ide yang lain. Hal
yang terpenting adalah urutan ide yang akan disampaikan harus dalam urutan
logis, jika tidak demikian maka akan dirasa ada bagian-bagian yang hilang atau
terputus. Perhatikan contoh berikut ini!
Contoh meja
1.Pemikiran acak tentang meja
v Mengapa
meja diciptakan?
v Mengapa
meja memiliki kepala, badan, dan kaki meja?
v Kenyamanan
vs kebermanfaatan meja.
v Berbeda
jenis, berbeda pula tujuan penggunaan meja
2.
Sejarah perkembangan meja
v Materi
pembuatan meja: kayu, metal, plastik.
v Keahlian
pembuat meja.
v Beberapa
contoh periode perkembangan meja.
3.Meja di
masa depan
v Kegunaan
vs keahlian pembuat meja
v Harga
v Produksi
massal vs desain meja
4.Ide
baru
v Apakah
meja hanya didesain untuk kenyamanan?
v Apa yang
terjadi apabila tidak ada meja di rumah, sekolah, dan kehidupan?
Rancangan
yang dikembangkan mungkin berbeda dari yang ditampilkan di atas, karena telah
dikembangkan dari hal-hal yang disukai. Dalam kondisi tetap berkonsentrasi,
kembangkan pembicaraan dari pelbagai objek.
c. Petakan jalur
Anda Proses pengerucutan ide dan perancangan
desain haruslah sesuai dengan ‘jalur’ yang diharapkan. Pastikan pikiran kreatif
dan penalaran dapat sampai ke tujuan dan menggunakan jalur terpendek, tidak
berputar-putar dan bertele-tele. Pada awalnya, pikiran kreatif Anda tidak akan
mempertanyakan ketepatan, tetapi lebih berfokus kepada hal-hal yang menurut
Anda menarik/bermanfaat. Tetapi kemudian penalaran Anda akan memperingatkan,
bahwa ide-ide yang telah dikembangkan mungkin belum cukup untuk menjadi sebuah
pemikiran atau konsep, sehingga akan berbahaya apabila ‘jalur’ pengembangan ide
tersebut tidak dicek kembali.
C. Peta
Minda
Salah
satu cara untuk memvisualkan proses berpikir adalah dengan menggunakan peta
minda (peta minda). Peta Minda dibuat oleh Tony Buzan tahun 1974 berdasarkan
cara kerja otak kita dalam menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa otak kita menyimpan informasi dalam selsel saraf dalam bentuk
cabang-cabang, sehingga bila dilihat sekilas akan tampak seperti bentuk pohon
dengan cabang dan rantingnya. Peta minda membantu kita untuk memahami suatu hal
yang komplekss, cukup dengan satu gambar. Sifatnya yang divergen, dan membentuk
cabang dan ranting dalam bentuk hierarki, membantu kita secara alami dan
pelan-pelan membuat peta pemikiran tentang suatu hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar